Sabtu, 10 Oktober 2009

Bab I Ayat – Ayat Yang Menegaskan Pentingnya Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Ayat ke-6
 “ Kalian adalah sebaik-baik ummat yang dilahirkan bagi manusia, kalian menyuruh ( berbuat ) kebaikan dan mencegah kemungkaran, dan kalian beriman kepada Allah.” ( QS Ali ‘Imran 110 )

Banyak hadits Rasulullah yang menerangkan bahwa ummat Islam adalah ummat yang termulia di antara ummat lainnya. Dan banyak pula ayat Al Qur’an yang menyatakan demikian, baik dengan jelas maupun dengan isyarat. Dalam ayat di atas, Allah SWT telah memuliakan kita sebagai ummat yang terbaik. Dan Allah SWT pun telah menyebutkan syaratnya yaitu selama kita berdakwah mengajak ummat ini kepada kebaikan dan mencegah mereka dari kemungkaran. Para ahli tafsir mengatakan bahwa dalam ayat ini, kalimat amar ma’ruf nahi munkar disebutkan lebih dulu daripada iman kepada Allah. Padahal, iman adalah pangkal segala amalan. Tanpa iman, kebaikan apapun tidak akan bernilai sedikitpun di sisi Allah. Hal ini terjadi karena iman juga dimiliki oleh ummat terdahulu. Tetapi ada suatu amalan khusus yang menjadikan ummat Muhammad saw lebih unggul dibandingkan dengan ummat-ummat sebelumnya, yaitu tugas amar ma’ruf nahi munkar. Inilah penyebab utama, ummat Muhammad saw lebih istimewa daripada ummat lainnya. Meskipun demikian, iman tetap ditekankan dalam ayat ini, karena amal apapun tidak akan bernilai tanpa iman.

Dan maksud utama ayat tersebut adalah menyebutkan pentingnya amar ma’ruf nahi munkar bagi ummat ini. Oleh karena itu, ia disebutkan terlebih dahulu daripada iman. Maksud adanya amar ma’ruf nahi munkar sebagai sesuatu yang menjadikan ummat ini lebih unggul adalah, hendaknya ummat ini memperhatikannya secara khusus. Sehingga bertabligh secara sambil lalu, tidaklah memenuhi syarat. Sebab, tabligh sebagai tugas tambahan pun sudah ada pada ummat-ummat sebelumnya, sebagaimana firman Allah SWT, “ Ketika mereka lalai dari mengingatkan.” Peringatan seperti ini banyak disebutkan dalam ayat-ayat lainnya. Jadi, kelebihan ummat ini terletak pada perhatian khusus dalam dakwah. Oleh sebab itu, hendaknya dakwah dilaksanakan sebagai pekerjaan yang pokok sebagaimana kerja-kerja agama atau dunia lainnya.
Read More or Baca Lebih Lengkap ..

Bab I Ayat – Ayat Yang Menegaskan Pentingnya Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Ayat ke-4
 “ Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah ( manusia ) berbuat baik, dan cegahlah dari kemungkaran dan bersabarlah atas apa-apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya, hal itu adalah urusan yang diutamakan.” ( QS Luqman: 17 )

Ayat ini menyebutkan dengan jelas beberapa hal terpenting bagi seorang muslim, yang menjadi penyebab tercapainya kebahagiaan yang sempurna. Sayangnya kita justru melalaikannya. Telah dinyatakan sebelumnya, bahwa kewajiban amar ma’ruf nahi munkar telah ditinggalkan, bahkan perintah shalat sebagai amalan yang terpenting setelah iman pun sudah banyak dilalaikan. Banyak kaum muslimin yang sama sekali tidak melaksanakan shalat. Ada yang shalat, tetapi tidak memperhatikannya dengan sempurna, terutama shalat berjamaah. Padahal dengan shalat berjamaah dikatakan sebagai menegakkan agama. Pada umumnya, orang-orang miskin saja yang shalat berjamaah di masjid. Sedangkan orang-orang kaya dan para tokoh merasa hina jika shalat di masjid. Hanya kepada Allahlah kita mengadu. Seperti ungkapan sebuah syair” Wahai insan yang lalai. Apa yang menjadi kehinaan bagimu, adalah kebanggaan bagiku.”

Ayat ke-5


“ Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan ummat, yang mengajak ( manusia ) kepada kebaikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” ( QS Ali Imran: 104 )

Dalam ayat ini, Allah dengan jelas memerintahkan ummat Islam agar dapat mewujudkan suatu ummat yang mendakwahkan Islam ke seluruh dunia. Namun sayang, secara umum kita telah melalaikan perintah ini. Sebaliknya, orang-orang non muslim justru sangat memperhatikannya. Misalnya para missionaris Krissten, mereka dipersiapkan untuk menyebarkan agama mereka ke seluruh dunia dengan sungguh-sungguh. Begitu pula dengan agama lainnya. Namun, adakah di kalangan ummat Islam, segolongan jamaah yang berusaha demikian? Jawabannya belum ada. Kalaupun ada jamaah kaum muslimin yang berusaha mentablighkan ajaran Islam, bukan bantuan dan kerjasama yang diterima, tetapi yang diperoleh adalah berbagai halangan dan kritikan, bahkan pengusiran. Begitu bertubi-tubi rintangan ini, sehingga akhirnya para juru dakwah itu berputus asa dan meninggalkan dakwah yang mulia ini. Sebenarnya, kewajiban terpenting setiap muslim ialah membantu siapa saja yang benar-benar mentablighkan Islam dan memperbaikinya bila salah. Tetapi mereka yang suka mengkritik justru tidak melakukannya, bahkan para mubaligh dan ahli dakwah itu justru dijadikan sasaran kritik seolah-olah ingin menghentikan mereka.

Read More or Baca Lebih Lengkap ..

Bab I Ayat – Ayat Yang Menegaskan Pentingnya Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Ayat ke-2
“ Dan berilah peringatan. Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” ( QS Adz Dzariyat:55 )

Ahli tafsir menulis bahwa maksud ayat di atas adalah memberikan nasihat dengan memperdengarkan ayat-ayat Al Qur’an yang tentu sangat bermanfaat. Adapun manfaatnya bagi orang-orang mukmin tentunya sudah sangat jelas. Sedangkan bagi orang-orang kafir, karena dengan usaha ini, insya Allah mereka dapat menjadi beriman dan akan termasuk di dalam ayat di atas. Namun sayangnya, pada zaman ini, kesempatan untuk berdakwah dan bertabligh sudah hampir tertutup. Umumnya, para mubaligh hanya ingin menunjukkan kepandaian dan kefasihan berbicara supaya para pendengar memujinya. Padahal, Rasulullah saw bersabda bahwa barangsiapa belajar seni pidato dan berbicara agar manusia condong kepadanya, maka amal ibadahnya, baik yang fadhu atau yang sunnah tidak akan diterima pada hari kiamat.

Ayat ke-3
 “ Dan suruhlah keluargamu ( ummatmu ) dengan shalat dan bersabarlah atasnya. Kami tidak meminta rezeqi kepadamu, Kamilah yang memberimu rezeqi. Dan akibat yang ( baik ) itu bagi orang yang bertaqwa.” ( QS Thaahaa: 132 )
Banyak hadits yang menyatakan bahwa jika Rasulullah saw berpikir untuk menghilangkan kesempitan hidup seseorang, maka Beliau akan menyuruhnya mengerjakan shalat. Kemudian Beliau akan membacakan ayat di atas, seakan-akan Beliau mengisyaratkan bahwa janji dilapangkannya rezeqi itu bergantung pada dijaganya shalat. Alim ulama menegaskan bahwa mengapa di dalam ayat ini seseorang diperintah untuk menjaga shalatnya sendiri, di samping memerintahkan orang lain untuk shalat, karena hal itu akan lebih bermanfaat dan akan memberikan kesan kepada orang lain, sehingga orang lain juga akan menjaga shalat. Oleh karena itu, Allah swt mengutus para Nabi dengan membawa hidayah. Mereka datang ke tengah-tengah kaumnya sebagai suri teladan. Mereka mengamalkan apa yang mereka sampaikan, sehingga orang yang mau mengamalkannya akan merasa mudah. Dan tidak terlintas di dalam pikirannya bahwa hukum agama itu atau itu, susah untuk diamalkan. Setelah itu, di dalam ayat di atas, Allah swt menjanjikan rezeqi untuk orang yang menegakkan shalat. Kemaslahatan janji itu adalah bahwa terkadang secara lahiriyyah, menjaga shalat tepat pada waktunya akan menimbulkan kerugian dalam pekerjaan, terutama dalam berdagang, bekerja sebagai buruh dan sebagainya. Namun demikian, Allah swt membantahnya bahwa rezeqi adalah tanggungan-Nya. Semua ini baru urusan dunia. Dan disebutkan juga bahwa kebahagiaan sesungguhnya hanya akan dicapai oleh orang-orang yang bertaqwa. Selain mereka, tidak ada seorangpun yang akan mendapatkan kebahagiaan yang hakiki.
Read More or Baca Lebih Lengkap ..

Jumat, 09 Oktober 2009

Bab I Ayat – Ayat Yang Menegaskan Pentingnya Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Dengan mengharapkan berkah Allah swt melalui kalam-Nya, kami akan menuliskan beberapa ayat Al Qur’an yang menegaskan pentingnya usaha tabligh dan amar ma’ruf nahi munkar. Dari ayat-ayat ini semoga para pembaca dapat dengan mudah memahami betapa penting menegakkan dakwah Islam di sisi Allah swt. Tentang masalah ini, Dia telah mengulanginya berkali-kali di dalam kalam suci-Nya. Kami telah menemukan kurang lebih enam puluh ayat Al Qur’an yang menganjurkan untuk mentablighkan agama. Mungkin, jika ada orang yang lebih teliti, kami tidak tahu berapa banyak lagi ayat yang akan ditemukan mengenai masalah ini.

Ayat ke-1

 “ Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru ( manusia ) kepada Allah dan beramal shalih, dan berkata,” Bahwasanya aku termasuk orang-orang yang berserah diri ( muslimin ).” ( QS Fushshilat:33 )

Sebagian mufassir menafsirkan bahwa barangsiapa menyeru manusia ke jalan Allah dengan cara apa saja, maka ia berhak mendapatkan kehormatan berupa berita gembira dan pujian seperti yang disebutkan dalam ayat di atas. Misalnya para Nabi A.S. berdakwah dengan menggunakan mukjizatnya, alim ulama berdakwah dengan dalil dan hujjahnya, para mujahid berdakwah dengan pedangnya dan para muadzin berdakwah dengan adzannya. Intinya, siapapun yang menyeru kepada Allah, ia berhak mendapatkan kehormatan itu, baik mengajak kepada amalan-amalan zhahir atau amalan-amalan bathin, sebagaimana para ahli tasawuf yang mengajak kepada ma’rifatullah ( mengenal Allah ).” ( Tafsir Khazin )

Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa ayat,” ..Dan ia berkata bahwa aku termasuk muslimin,”, bermakna bahwa seorang muslim hendaknya bangga dengan keislaman yang dikaruniakan Allah swt kepadanya, dan ia yakin bahwa keislamannya itu merupakan kemuliaan baginya. Ahli-ahli tafsir lainnya menafsirkan bahwa dalam setiap kegiatan dakwah dan tabligh, selayaknya kita tidak merasa sombong karena menjadi seorang mubaligh. Kita seharusnya berendah hati dengan menganggap bahwa kita hanyalah seorang muslim biasa sebagaimana muslim lainnya.
Read More or Baca Lebih Lengkap ..

Muqaddimah

Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia dan mengajarkan kepadanya penjelasan, dan menurunkan kepadanya Al Qur’an sebagai sumber nasihat, obat, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Tidak ada keraguan dan tidak ada penyelewengan di dalamnya. Dia menurunkan Al Qur’an sebagai penguat, pembela dan nur bagi orang-orang yang memiliki keyakinan. Shalawat dan salam yang sempurna dilimpahkan ke atas makhluk yang paling sempurna dari golongan manusia dan jin, yang nurnya menerangi hati dan kubur manusia. Kedatangannya merupakan rahmat untuk seluruh alam. Semoga shalawat dan salam terlimpah ke atas keluarganya dan kepada para shababatnya. Mereka adalah bintang – bintang hidayah, penyebar kitabullah. Semoga terlimpah juga ke atas orang-orang yang mengikuti mereka dengan penuh keimanan.

Dewasa ini, Islam bukan saja dibinasakan oleh orang-orang kafir, tetapi juga oleh kita sendiri. Sebagian besar bahkan seluruh amalan wajib ataun sunnah bukan hanya ditinggalkan oleh ummat Islam yang awam, tetapi juga oleh para tokoh agama. Kita sering membicarakan orang-orang yang meninggalkan shalat dan puasa, padahal berjuta-juta manusia terjerumus ke dalam jurang kemusyrikan dan kekufuran. Dan yang lebih parah lagi, mereka tidak memahami bahwa apa yang mereka kerjakan merupakan kemusyrikan dan kekufuran. Perbuatan haram, fasik dan kejahatan, secara terang-terangan telah meningkat dengan pesat, tidak ada lagi yang tersembunyi di depan kita. Tidak mempedulikan agama, menghinanya dan meremehkannya sudah bukan rahasia lagi bagi siapa saja.

Melihat keadaan seperti ini, sebagian bahkan hamper seluruh alim ulama, semakin menjauhkan diri dari masyarakat. Akibatnya, kejahilan agama semakin meningkat setiap hari. Masyarakat awam sering beralasan bahwa tidak ada lagi orang yang bersedia mengajarkan agama kepada mereka. Sebaliknya alim ulama juga beralasan bahwa tidak ada lagi orang yang mau mendengarkan ajaran agama. Sebenarnya alasan masyarakat awam tersebut tidak diterima di sisi Allah swt, karena mempelajari agama dan mendalaminya merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Dalam peraturan pemerintah manapun, jika seseorang melakukan suatu pelanggaran, ia tidak dapat beralasan bahwa ia tidak mengetahui undang-undang pemerintah, sehingga ia akan tetap dianggap melanggar. Lalu bagaimana dengan hukum Allah sebagai Ahkamul Haakimiin? Tentu kejahilan kita terhadap hukum Allah merupakan dosa yang lebih besar daripada dosa-dosa lainnya. Begitu pula alas an alim ulama bahwa tidak ada lagi orang yang mau mendengarkan ajaran agama. Semua ini tidak patut dijadikan alas an untuk meninggalkan dakwah selama mereka mengaku sebagai da’I dan penerus perjuangan Nabi saw. Apakah Nabi saw, para shahabat r.hum, para tabi’in dan orang-orang mulia lainnya tidak pernah bersusah payah dalam mentablighkan agama Islam? Apakah mereka tidak pernah dilempari batu? Tidak pernah dicaci maki? Tidak pernah disiksa? Sebaliknya walaupun mereka telah ditimpa berbagai cobaan dan kesusahan, mereka tetap berpegang teguh dan bertanggung jawab dalam mentablighkan agama.Sekeras apapun kesusahan dan kesulitan yang mereka terima, mereka tetap berusaha menyebarkan agama dan hukum-hukum Islam.

Secara umum, kaum muslimin menyangka bahwa tugas dakwah dan tabligh hanyalah tugas alim ulama. Hal ini tidak benar. Setiap orang yang mengetahui kemungkaran yang terjadi di hadapannya, atau ia mampu mencegahnya, atau ia mampu memunculkan satu hal yang dapat menghentikannya, maka ia wajib berusaha menghentikan kemungkaran tersebut. Jika dalam hal ini hanya alim ulama saja yang berkewajiban, lalu disebabkan oleh suatu kelemahan atau keadaan darurat sehingga ia tidak dapat melakukan tugasnya, atau usaha mereka belum memenuhi kewajiban, tentu kewajiban itu kembali ke pundak setiap muslim.

Banyak sekali ayat-ayat dan hadits-hadits yang menyatakan tentang pentingnya dakwah, tabligh dan amar ma’ruf nahi munkar dengan sangat gamblang.

.”...........................................................................................................................................”


Dan perlu diketahui, untuk kepentingan dakwah dan tabligh, seseorang tidak mesti menjadi ulama terlebih dahulu. Siapapun yang melihat kemungkaran terjadi di depan matanya, dan ia mampu menghentikannya, maka ia wajib menghentikannya. Dan bagi yang mengerti suatu permasalahan agama, ia mesti menyampaikannya kepada yang lain, siapapun mereka.
Read More or Baca Lebih Lengkap ..

Minggu, 20 September 2009

Read More or Baca Lebih Lengkap ..
Read More or Baca Lebih Lengkap ..

What Does This Blog Talk? Blog ini Bicara Tentang...

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP